Kamis, 03 Juni 2010

sistem informasi psikologi

Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.
Alter (1992) Sistem informasi adalah kombinasi antar prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.

Elemen sistem informasi
• Perangkat keras (hardware)
• Perangkat lunak (software) atau program
• Prosedur
• Orang
• Basis data (database)
• Jaringan komputer dan komunikasi data

Contoh Sistem Informasi
• Sistem reservasi pesawat terbang
• Sistem untuk menangani penjualan kredit kendaraan bermotor
• Sistem biometric
• Sistem POS (point-ofsale)
• Sistem telemetri
• Sistem berbasiskan kartu cerdas (smart card)
• Sistem yang dipasang pada tempat-tempat publik yang memungkinkan seseorang mendapatkan informasi seperti hotel, tempat pariwisata, pertokoan, dan lain-lain
• Sistem layanan akademis berbasis Web
• Sistem pertukaran data elektronis (ElectronicData Interchange atau EDI)
• E-government atau sistem informasi layanan pemerintahan yang berbasis Internet.

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi
http://pat.plan3t.com/dwnld/Komponen%20Sistem%20Informasi.pdf
http://narendro.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.4.0

TERAPI UNTUK GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI

TERAPI UNTUK GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI
Pengobatan yang paling efektif untuk pasien dengan gangguan campuran anxietas dan depresi adalah kemungkinan pengobatan yang mengkombinasikan psikoterapetik, farmakoterapetik, dan pendekatan suportif. Pengobatan mungkin memerlukan cukup banyak waktu bagi klinisi yang terlibat, terlepas dari apakah klinisi adalah seorang dokter psikiatrik, seorang dokter keluarga, atau spesialis lainnya.
Psikoterapi
Pendekatan psikoterapetik utama untuk gangguan kecemasan umum adalah kognitif-perilaku, suportif, dan berorientasi-tilikan. Data masih terbatas tentang manfaat relatif dari pendekatan-pendekatan tersebut, walaupun penelitian yang paling canggih telah dilakukan dengan teknik kognitif-perilaku, yang tampaknya memiliki kemanjuran jangka panjang dan jangka pendek. Pendekatan kognitif secara langsung menjawab distorsi kognitif pasien yang dihipotesiskan, dan pendekatan perilaku menjawab keluhan somatik secara langsung. Teknik utama yang digunakan dalam pendekatan kognitif dan perilaku adalah lebih efektif dibandingkan teknik tersebut jika digunakan sendiri-sendiri. Tetapi suportif menawarkan ketentraman dan kenyamanan bagi pasien, walaupun manfaat jangka panjangnya adalah meragukan. Psikoterapi berorientasi-tilikan memusatkan untuk mengungkapkan konflik bawah sadar dan mengenali kekuatan ego. Manfaat psikoterapi berorientasi-tilikan untuk gangguan kecemasan umum dilaporkan pada banyak kasus anekdotal, tetapi tidak terdapat penelitian besar yang terkendali.
Sebagian besar pasien mengalami kekenduran keeemasan yang jelas jika diberikan kesempatan untuk membicarakan kesulitannya dengan dokter yang prihatin dan simpatik. Jika klinisi menemukan situasi eksternal yang menyebabkan kecemasan, klinisi mungkin mampu — sendirian atau dengan bantuan pasien atau keluarganya — untuk mengubah lingkungan dan dengan demikian menurunkan tekanan yang penuh ketegangan. Penurunan gejala seringkali memungkinankan pasien untuk berfungsi secara efektif dalam pekerjaan dan hubungannya sehari-hari, yagn memberikan kesenangan dan pemuasan baru yang dengan sendirinya bersifat terapetik.
Pandangan psikoanalitik adalah bahwa dalam kasus tertentu kecemasan adalah suatu sinyal dari kekacauan bawah sadar yang memerlukan pemeriksaan. Kecemasan dapat normal, adaptif, maladaptif, terlalu kuat, atau terlalu iingan, tergantung pada keadaan. Kecemasan tampak dalam berbagai situasi selama peijalanan siklus hidup seseorang; pada banyak kasus, pengurangan gejala bukan merupakan tujuan tindakan yang paling tepat.
Bagi pasien yang secara psikologis bermaksud dan termotivasi untuk mengerti sumber kecemasannya, psikoterapi mungkin merupakan pengobatan terpilih. Tetapi psikodinamika bekerja dengan anggapan bahwa keeemasan mungkin meningkat pada pengobatan yang efektif. Tujuan pendekatan dinamika adalah untuk meningkatkan toleransi kecemasan pasien (didefmisikan sebagai kemampuan untuk mengalami kecemasan tanpa hares melampiaskannya), bukannya untuk menghilangkan kecemasan. Penelitian empiris menyatakan banyak pasien yang menjalani psikoterapetik secara berhasil mungkin terus mengalami kecemasan setelah dihentikannya psikoterapi. Tetapi, peningkatan penguasaan ego memungkinkan mereka untuk menggunakan gejala kecemasan sebagai sinyal untuk mencerminkan perjuangan hidup dan untuk meluaskan tilikan dan pengertian mereka. Suatu pendekatan psikodinamika pada pasien dengan gangguan kecemasan umum melibatkan pencarian rasa takut pasien yang mendasarinya.
Farmakoterapi
Keputusan untuk meresepkan suatu obat pada pasien dengan gangguan kecemasan campuran anxietas dan depresi hams jarang dilakukan pada kunjungan pertama. Karena sifat gangguan yang berlangsung lama, suatu rencana pengobatan hares dengan cermat dijelaskan. Dua golongan obat utama yang dipakai dalam pengobatan gangguan anxietas adalah Benzodiazepine dan Non-Benzodiazepine, dengan Benzodiazepine sebagai pilihan utama. Sedang untuk depresi dipakai golongan Trisiklik, Tetrasiklik, MAOI-reversible, SSRI, dan Atypical anti depresi. Dimana SSRI menjadi pilihan utama.
Benzodiazepine (Diazepam). Benzodiazepin telah merupakan obat terpilih untuk gangguan kecemasan umum. Benzodiazepin dapat diresepkan atas dasar jika diperlukan, sehingga pasien menggunakan benzodiazepin kerja cepat jika mereka merasakan kecemasan tertentu. Pendekatan alternatif adalah dengan meresepkan benzodiazepin untuk suatu periode terbatas, selama mans pendekatan terapetik psikososial diterapkan.
Beberapa masalah adalah berhubungan dengan pemakaian benzadiazepin dalam gangguan anxietas. Kira-kira 25 sampai 30 persen dari semua pasien tidak berespon, dan dapat terjadi toleransi dan ketergantungan. Beberapa pasien juga mengalami gangguan kesadaran saat menggunakan obat dan, dengan demikian, adalah berada dalam risiko untuk mengalami kecelakaan kendaraan bermotor atau mesin.
Keputusan klinis untuk memulai terapi dengan benzodiazepin hares dipertimbangkan dan spesifik. Diagonosis pasien, gejala sasaran spesifik, dan lamanya pengobatan — semuanya hares ditentukan, dan harus diberikan informasi kepada pasien. Pengobatan untuk sebagian besar keadaan kecemasan berlangksung selama dua sampai enam minggu, diikuti oleh satu atau dua minggu menurunkan obat perlahan-lahan (tapering) sebelum akhirnya obat dihentikan. Kekeliruan klinis yang sering dengan terapi benzodiazepin adalah dengan memutuskan secara pasif untuk melanjutklan pengobatan atas dasar tanpa batas.
Untuk pengobatan kecemasan, biasanya memulai dengan obat pada rentang rendah terapetiknya dan meningkatkan dosis untuk mencapai respon terapetik. Pemakaian benzodiazepin dengan waktu paruh sedang (8 sampai 15 jam) kemungkinan menghindari beberapa efek merugikan yang berhubungan dengan penggunaan benzodiazepin dengan waktu paruh panjang. Pemakaian dosis terbagi mencegah perkembangan efek merugikan yang berhubungan dengan kadar plasma puncak yang tinggi. Perbaikan yang didapatkan dengan benzodiazepin mungkin lebih dan sekedar efek antikecemasan. Sebagai contohnya, obat dapat menyebabkan pasien memandang berbagai kejadian dalam pandangan yang positif. Obat juga dapat memiliki kerja disinhibisi ringah, serupa dengan yang dilihat setelah sejumlah kecil alkohol. Untuk diazepam sediaan tab. 2-5mg, ampul 10 mg/2cc dosis anjuran l0-30mg/hari 2-3xsehari, i.v./i.m 2-10mg /3-4 jam.
Non-Benzodiazepine (Buspirone). Buspirone kemungkinan besar efektif pada 60 sampai 80 persen pasien dengan gangguan cemas. Data menyatakan bahwa buspirone adalah lebih efektif dalam menurunkan gejala kognitif dari gangguan kecemasan umum dibandingkan dengan menurunkan gejala somatik. Bukti-bukti juga menyatakan bahwa pasien yang sebelumnya telah diobati dengan benzodiazepin kemungkinan tidak berespon dengan pengobatan buspirone. Tidak adanya respons tersebut mungkin disebabkan oleh tidak adanya efek nonansiolitik dari benzodiazepin (seperti relaksasi otot dan rasa kesehatan tambahan), yang terjadi pada terapi buspirone. Namun demikian, rasio manfaat-risiko yang lebih balk, tidak adanya efek kognitif dan psikomotor, dan tidak adanya gejala putus that menyebabkan buspirone merupakan obat lini pertama dalam pengobatan gangguan kecemasan umum. Kerugian utama dari buspirone adalah bahwa efeknya memerlukan dua sampai tiga minggu sebelum terlihat, berbeda dengan efek ansiolitik benzodiazepin yang hampir segera terlihat. Buspirone bukan merupakan terapi efektif untuk putus benzodiazepin. Sediaan tab. 10mg dosis anjuran 3×25mg/h.
Anti-Depresi. mekanisme kerja Obat Anti-depresi, adalahmenghambat “re-uptake aminergic neurotransmitter”, menghambat penghancuran oleh ensirn “Monoamine Oxidase” Sehingga terjadi peningkatan jurnlah “arninergic neurotransmitter” pada sinaps neuron di SSP. Efek samping Obal Anti-depresi dapat berupa :
• Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif rnenurun, d11)
• Efek Antikolinergik (mulut keying, retensi urin, penglihatan kabur., konstipasi, sinus takikardia, dsb)
• Efek Anti-adrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi)
• Efek Nourotoksis (tremor halus, gelisah, agitasi,insomnia)
Efek samping yang tidak berat biasanya berkurang setelah 2-3 minggu. SSRI dipilih mengingat efek samping yang ditimbulkan relatif lebih ringan.namun obat ini memiliki harga yang mahal oleh karenanya trisiklik masih sering digunakan. Contoh obat golongan ini adalah fluoxetine,sertraline,paroxetine,citalopram,fluvoxamine.
PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS
Perjalanan klinis dan prognosis gangguan adalah sukar untuk diperkirakan. Namun demikian, beberapa data menyatakan peristiwa kehidupan berhubungan dengan onset gangguan ini. Terjadinya beberapa peristiwa kehidupan yang negatif secara jelas meningkatkan kemungkinan akan terjadinya gangguan. Hal ini berkaitan pula dengan berat-ringannya gangguan tersebut.
http://www.sidenreng.com/2008/05/gangguan-campuran-anxietas-dan-depresi/

Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi

Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi

ETIOLOGI
Penyebab gangguan ini kurang jelas. Gejala muncul biasanya disebabkan interaksi dari aspek-aspek biopsikososial termasuk genetik dengan beberapa situasi, stres atau trauma yang merupakan stressor muneulnya gejala ini. Di sistem saraf pusat beberapa mediator utama dari gejala ini adalah. norepinephrine dan serotonin. Sebenarnya anxietas diperantarai oleh suatu system kompleks yang melibatkan system limbic, thalamus, korteks frontal secara anatomis dan norepinefrin, serotonin dan GABA pada sistem neurokimia, yang mana hingga saat ini belum diketahui jelas bagaimana kerja bagian-bagian tersebut menimbulkan anxietas. Begitu pula pada depresi walapun penyebabnya tidak dapat dipastikan namun biasanya ditemukan defisensi relatif salah satu atau beberapa aminergic neurotransmitter (noeadranaline, serotonin, dopamine) pada sinaps neuron di susunan saraf pusat khususnya sistem limbic
DIAGNOSISBerdasarkan PPDGJ-III kriteria diagnostik untuk gangguan campuran anxietas dan depresi adalah sebagai berikut:
• Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, di mana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik harus ditemukan walaupun tidak terus menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan.
• Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka harus dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxietas fobik.
• Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut harus dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan depresif harus diutamakan.
• Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan yang jelas, maka harus digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian.



GAMBARAN KLINIS
Ansietas dan gangguannya dapat menampilkan diri dalam berbagai tanda dan gejala fisik dan psikologik seperti gemetar, renjatan, rasa goyah, nyeri punggung dan kepala, ketegangan otot, napas pendek, mudah lelah, sering kaget, hiperaktivitas autonomik seperti wajah merah dan pucat, takikardi, palpitasi, berkeringat, tangan rasa dingin, diare, mulut kering, sering kencing. Rasa takut, sulit konsentrasi, insomnia, libido turun, rasa mengganjal di tenggorok, rasa mual di perut dan sebagainya.Gejala utama dari depresi adalah afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) serta menurunnya aktivitas. Beberapa gejala lainnya dari depresi adalah:
• konsentrasi dan perhatian berkurang;
• harga diri dan kepercayaan diri berkurang;
• gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna;
• pandangan masa depan yang suram dan pesimistis;
• gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri;
• tidur terganggu;
• nafsu makan berkurang.
Untuk gangguan campuran anxietas dan depresi, kedua gejala baik gejala anxietas maupun gejala depresi tetap ada namun kedua-duanya tidak menunjukkan gejala yang cukup berat atau lebih menonjol antara satu dengan lainnya.

http://www.sidenreng.com/2008/05/gangguan-campuran-anxietas-dan-depresi/

Gejala Gangguan Kecemasan Berpisah Pada Anak

Gejala Gangguan Kecemasan Berpisah Pada Anak

Karena seorang anak yang memiliki gangguan ini seringkali menghindari sekolah, sebuah tujuan segera pada pengobatan memungkinkan anak tersebut untuk kembali ke sekolah. Dokter, orangtua, dan anggota sekolah harus bekerja sebagai tim untuk memastikan anak tersebut segera kembali ke sekolah. Psikoterapi pribadi dan keluarga dan obat-obatan yang mengurangi kegelisahan bisa memainkan sebuah peranan penting.

Efek stress pada anak-anak
Perubahan yang sangat menekan pada kehidupan seorang anak, seperti pindah wilayah, perceraian orangtua, atau kematian anggota keluarga atau binatang peliharaan, bisa memicu gangguan penyesuaian. Gangguan penyesuaian adalah akut tetapi reaksi yang dibatasi waktu terhadap lingkungan yang menekan. Anak tersebut bisa mengalami gejala-gejala gelisah (misal, gugup, khawatir, dan takut), gejala-gejala pada depresi (misal, menyedihkan atau perasaan putus asa). Atau masalah-masalah perilaku. Gejala-gejala dan masalah-masalah tersebut mereda sebagaimana berkurangnya tekanan.

Gangguan stress posttraumatic adalah reaksi yang lebih ekstrem dan bisa terjadi setelah bencana alam (seperti angin topan, tornado, atau gempa bumi), kecelakaan, kematian, atau tindakan tidak berperikemanusiaan pada kekerasan, termasuk penyiksaan anak, anak tersebut biasanya gagal dalam upayanya untuk menghindari ingatan peristiwa tersebut, menderita keadaan gelisah yang terus menerus, bisa kembali mengalami peristiwa traumatic ketika bangun (flashback) atau tidur (mimpi buruk). Intervensi krisis biasanya diperlukan, dalam bentuk periode yang diperluas pada terapi perseorangan, kelompok, atau keluarga. Pengobatan dengan obat-obatan pengurang gelisah kemungkinan diperlukan.

http://community.um.ac.id/showthread.php

PENYEBAB GANGGUAN KECEMASAN PADA ANAK

PENYEBAB GANGGUAN KECEMASAN PADA ANAK
Anak dengan gangguan ini mengalami gangguan hebat ketika dipisahkan dari rumah atau dari orang yang mereka sayangi. Mereka seringkali perlu tahu dimana orang–orang dan terlalu sibuk dengan rasa takut bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi baik terhadap mereka atau terhadap orang yang mereka kasihi. Bepergian sendiri membuat mereka tidak nyaman, dan mereka bisa menolak untuk datang ke sekolah atau kemah atau untuk mengunjungi rumah teman. Beberapa anak tidak bisa tinggal sendirian di dalam sebuah ruangan, melekat pada orang tua atau membuntuti orangtua di sekitar rumah.

Kesulitan pada waktu tidur adalah sering terjadi. Anak dengan gangguan kecemasan berpisah bisa mendesak seseorang tetap tinggal di ruangan sampai mereka tertidur. Mimpi buruk bisa memperlihatkan ketakutan anak tersebut, seperti kerusakan pada keluarga melalui kebakaran atau bencana alam.

http://community.um.ac.id/showthread.php

Gangguan Kecemasan Berpisah pada anak (Separation Anxiety Disorder)

Gangguan Kecemasan Berpisah pada anak (Separation Anxiety Disorder)
Gangguan Kecemasan Berpisah (Separation Anxiety Disorder)
DEFINISI
Gangguan kecemasan berpisah ditandai dengan kegelisahan berlebihan mengenai jauh dari rumah atau terpisah dari orang atau kepada anak yang di sayangi.

Beberapa tahap kecemasan berpisah adalah normal dan dialami hampir setiap anak-anak, khususnya pada anak yang sangat kecil. Sebaliknya, gangguan kecemasan berpisah adalah kegelisahan berlebihan yang melebihi apa yang diharapkan untuk tingkat perkembangan anak. Kecemasan berpisah dipertimbangkan sebagai gangguan jika berlangsung setidaknya sebulan dan menyebabkan gangguan yang sangat berarti atau merusak fungsi. Durasi pada gangguan tersebut menggambarkan keparahannya.

Beberapa tekanan hidup, seperti kematian seorang keluarga, teman, atau binatang peliharaan atau pindah wilayah atau pindah sekolah, bisa memicu gangguan tersebut. Genetika yang mudah kena kegelisahan juga umumnya memainkan sebuah peranan kunci.

Gangguan komunikasi pada anak penyandang autisme

Gangguan komunikasi pada anak penyandang autisme, bisa dibedakan menjadi dua bagian: gangguan komunikasi verbal dan non verbal. Gangguan komunikasi verbal dimana anak bisa bicara tapi bicara tidak digunakan untuk komunikasi. Contohnya, membeo, ekolali, dan berbicara dalam situasi yang salah. Sebaliknya, gangguan komunikasi non verbal nampak dari hal-hal sederhana seperti eye contact minim, tidah memahami bahasa tubuh, sampai dengan terlambat bicara atau sama sekali tidak bisa berbicara.

Dilihat dari penyebabnya: gangguan komunikasi bisa disebabkan oleh gangguan pada masalah memproduksi kata-kata karena motorik mulut, gangguan pada pendengaran sehingga tidak bisa mendengar kata apalagi mengingat kata-kata dengan jelas, tidak memahami arti kata-kata dan mengasosiasikan dengan situasi, dan lingkungan tidak mendukung anak untuk termotivasi berbicara atau mengembangkan kemampuan bicaranya.

Untuk penyebab yang pertama, biasanya di dalam speech therapy akan ditangani dengan pendekatan tertentu dilihat dari kebutuhan anak, pendekatan tersebut dapat berupa blowing atau oral motorik yang lain. Sedangkan penyebab kedua, biasanya diperiksa dulu pendengarannya,....atau umumnya anak-anak yang mengalami pendengaran lebih banyak belajar melalui visual (visual learning), atau mungkin bapak dan ibu sudah kenal dengan metode COMPIC atau PECS untuk menjembatani komunikasi pada anak penyandang autisme. Pada penyebab yang ketiga, ditangani dengan cara mengajari meaning kata (biasanya pada terapi ABA diekspose dalam berbagai program expresive), faktor lingkungan adalah faktor terakhir tapi sekaligus menopang seluruh faktor di atas bisa efektif, dan bisa ditangani melalui pendekatan "functional comunication" yang bisa di"set up" situasinya oleh lingkungan, dan bisa secara praktis dilakukan orang tua.

Cara praktis meng"set up" situasi untuk menciptakan "functional comunication" adalah sebagai berikut:

1. Cari tahu hal yang paling menyenangkan buat anak, misalkan anak suka nonton film teletubis. Hal tersebut bisa digunakan untuk dijadikan situmulus untuk mengajari anak "functional comunication".

2. Mengetahui kemampuan anak untuk berkomunikasi samapi sejauh mana, dan kemudian ditetapkan "target" respon yang diharapkan. Misalkan, kalau anak belum sama sekali berkomunikasi..maka target perilaku komunikasi yang diharapkan adalah"menunjuk/komunikasi bahasa tubuh" dulu. Bila anak sudah bisa berbicara...maka targetnya adalah mengucapkan satu kata, dua kata, dan sebagainya.

3. "set up" situation dimana anak harus mengkomunikasikan apa yang dinginkan kepada orang lain. Misalkan, saat dia ingin menonton "teletubies", kita letakan kaset telutubies favoritenya di tempat yang anak tidak bisa menjangkaunya, kemudian minta dia untuk menunjuk ketempat kaset diletakan, atau bilang"minta" kepada kita bila dia ingin kaset tersebut, dan sebagainya, sesuai dengan target perilaku komunikasi yang sudah ditetapkan pada point 2. Pada awalnya, kita bantu dengan prompt verbal atau prompt model sehingga anak menerima pembelajaran "functional komunikasi" ini dengan bersih. Anak menerima pesan, bila dia ingin sst dia harus mengatakan keinginannya pada orang lain dalam bentuk bahasa tubuh atau verbal, dan kedua menghindari anak "tantrum" karena memang belum mengerti apa yang kita inginkan darinya. (bantu anak pada awalnya, bila anak bisa mengikuti target perilaku komunikasi yang kita mau--berikan apa yang diminta, kemudian puji anak sebagai reward yang memotivasi ! anak untuk melakukan hal yang sama. Setelah itu, dicoba satu kali lagi "trialnya" tanpa dibantu untuk memastikan apakah anak mengerti pesan atau keinginan atau goal dari "trial" tersebut. Bila anak bisa, berikan dia reward yang lebih besar lagi, seperti sorakan dan sebagainya. Bila anak tidak bisa cukup bilang "coba lagi ya?!", setelah itu bantu anak sekali lagi dan langsung lepaskan anak dari trial tersebut, agar anak tidak "frustrasi". Trial tersebut bisa dicoba pada kesempatan yang berbeda. Sebisa mungkin buat situasi menyenangkan bagi anak..mengingat komunikasi adalah masalah yang sulit buat anak penyandang autisme.

4. Pastikan dalam setiap trial atau set up situation yang diciptakan, anak bekerja dengan bersih, including eye contact, bahasa tubuh yang dimaksud, artikulasi kata, dan sebagainya.

6. Evaluasi kemampuan anak, kemudian kembangkan "functional comunication" ini seterusnya. Misalkan, yang tadi hanya menunjuk, selanjutnya harus mengatakan benda yang dimaksud, atau yang tadinya satu kata, harus bisa dua kata "minta kaset"..dan sebagainya. Dengan begitu anak akan tertantang terus untuk berkomunikasi.

7. Yang terpenting adalah konsisten dalam menjalankan. Dalam arti semua orang dalam keluarga harus memperlakukan hal yang sama untuk anak, jadi anak mengerti itu adalah aturan main yang harus dia lakukan bila menginginkan sesuatu.

http://puterakembara.org