Kamis, 03 Juni 2010

Anxiety Disorder (gangguan kecemasan)

Anxiety Disorder (gangguan kecemasan): Dapat Dialami Pula oleh Anak dan Remaja
Kecemasan tidak hanya dapat dialami oleh orang dewasa. Tetapi juga dapat dirasakan pula oleh anak ataupun remaja yang mana mereka masih duduk di bangku sekolah. Pada saat-saat tertentu kecemasan yang merupakan hal yang normal bahkan dapat menolong seseorang terhadap ancaman atau sesuatu yang membahayakan mereka. Misalnya saja berupa reaksi ketakutan terhadap ketinggian, orang asing, atau sesuatu yang mengancam jiwa. Kecemasan ini sebenarnya bisa dijadikan untuk melindungi diri dari segala sesuatu yang membahayakan.

Kecemasan yang dialami anak biasanya berupa reaksi ketakutan akan gelap, lingkungan yang baru atau sesuatu yang baru, keterpisahan dengan orang terdekatnya, juga yang berkaitan dengan tugas sekolah yang diberikan. Sedangkan bagi remaja, kecemasan sering dialami disebabkan karena adanya perubahan dalam hidupnya atau tekanan yang berlebih. Memasuki sekolah yang baru, target dan tuntutan sekolah, beban tugas sekolah yang padat, serta adanya perasaan malu terhadap lingkungan sosialnya atau penampilan yang buruk, baik penampilan fisik ataupun yang berkaitan dengan prestasi dalam suatu hal (misalnya saja: peringkat di kelas, atau kompetisi-kompetisi mereka ikuti) merupakan suatu kondisi yang stressfull sehingga secara tidak langsung membuat remaja mengalami kecemasan.

Fakta yang terjadi bahwa antara 9 sampai 15 persen anak dan remaja di Amerika mengalami gejala kecemasan yang menganggu kegiatan atau rutinitas keseharian mereka (Bernstein et al., 1996; Bernstein and Shaw, 1997). Anak dan remaja yang mengalami kecemasan ini beresiko mengalami underachievement di sekolah yakni ditunjukkan dengan tidak adanya motivasi berprestasi, merasa tidak berharga, dan permasalahan dengan kejiwaan terhadap orang dewasa, terutama berkaitan dengan depressi dan gangguan kecemasan (Bernstein et al., 1996).


Ketika strategi pemecahan masalah gagal dilakukan oleh anak ataupun remaja, dan kecemasan yang dialami menjadi cukup berat untuk ditangani maka akan menyebabkan keadaan yang sulit terhadap mereka. Keadaan yang sulit ini akan berpengaruh terhadap rutinitas mereka baik di sekolah, aktivitas sehari-hari, atau hubungan dengan teman-temannya. Yang kemudian dapat dikatakan bahwa anak dan remaja tersebut mengalami masalah kecemasan atau anxiety disorder.

Anxiety disorder atau gangguan kecemasan merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang sehingga menimbulkan perasaan cemas dan khawatir secara berlebihan dalam jangka waktu yang cukup lama. Kecemasan dapat terjadi dalam berbagai situasi dan kondisi, termasuk didalamnya adalah ketakutan yang besar terhadap beberapa kondisi, yang kemudian dikenal dengan sebutan gangguan kecemasan umum atau generalized anxiety disorder (GAD).

Gangguan kecemasan umum ini ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan. Keadaan ini membuat seseorang akan sulit mengendalikan ketakutan yang muncul saat itu.

Seperti apakah GAD pada anak dan remaja? Anak dan remaja dengan gangguan kecemasan secara umum atau generalized anxiety disorder (GAD) sering terbelenggu dalam kekhawatiran terhadap kesuksesan dan kemampuan mereka guna mendapatkan pengakuan dari orang lain. Dalam hal ini anak menerapkan target yang cukup tinggi dalam mengerjakan tugasnya agar diperoleh hasil yang sempurna.

Pencapaian target tersebut muncul karena adanya perasaan ketakutan yang cukup mendalam, ketakutan akan gagal, ditolak, dihina taupun diejek oleh lingkungannya. Adanya tuntutan yang berlebih ini kurang didukung dengan perasaan dan keadaan dirinya karena mereka memiliki keragu-raguan yang besar dan tidak yakin atas kemampuannya, bahkan mengkritik dirinya dengan menilai kelemahan yang ada dalam dirinya.

Selain itu anak juga menunjukkan perilaku yang kaku dan kekhawatiran yang berlebih terhadap suatu aturan. Sebagian anak menunjukkan sikap pemalu, dan tidak merasa nyaman dengan suatu hobbi atau kegiatan rekreasi bersama. Tidak jarang diantara mereka menyadari bahwa keadaan dan kekhawatiran yang dialami lebih disebabkan karena situasi yang sedang terjadi, namun mereka tidak dapat menghentikan kecemasannya tersebut.

Sumber bacaan :
Bernstein GA, Borchardt CM, Perwien AR. 1996. Anxiety disorders in children and adolescents: A review of the past 10 years. Journal of the American Academy of Child and Adolescent Psychiatry 35(9):1110–1119.
Bernstein GA, Shaw K. 1997. Practice parameters for the assessment and treatment of children and adolescents with anxiety disorders. Journal of the American Academy of Child and Adolescent Psychiatry 36(10Suppl.): 69S–84S.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar