Rabu, 02 Juni 2010

Ego-Identity vs Role Confusion

Fase ke lima adalah: Ego-Identity vs Role Confusion (Identitas Diri vs Kekacauan Peran) untuk masa bergolak, yakni masa remaja 12 - 18/20 tahun.
Fase ini sebenarnya adalah sumber utama Erikson sehingga dia tertarik untuk mengembangkan teori Perkembangan psikososisalnya. Tugas kita pada periode ini mungkin adalah yang terpenting, yaitu puncak dari semua yg selama ini sudah kita lalui dan yang akan kita gunakan untuk "mengarungi bahtera hidup" yakni menciptakan Identitas Diri bagi kita. Kegagalan kita akan menciptakan kerancuan identitas/peran. Apakah Identitas-diri ini? tak lain adalah mengenal siapa diri kita sesungguhnya dan bagaimana diri ini melebur dengan masyarakat di sekeliling kita. Menciptakan Identitas Diri yang benar adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang kita kumpulkan sampai saat itu, dan menggabungkan semuanya menjadi suatu citradiri yang berguna bagi masyarakat. Apakah faktor terpenting supaya tercipta Identitas Diri yang sehat dan berguna bagi masyarakat ini? Salah satu faktor penting yang akan menentukan Identitas Diri ini adalah hadirnya Role Model di dalam masyarakat di mana kita hidup, yakni seseorang yang bisa dijadikan contoh. Kehadiran Papah dan Mamah, atau Guru, yang hebat, karenanya menjadi sangat penting. Faktor penting lainnya adalah adanya kejelasan bagaimana kita melangkah meninggalkan masa anak-anak menuju kedewasaan. Di suku Indian tertentu, anak dianggap dewasa setelah dia berhasil pergi ke padang rumput dan membawa pulang bulu elang, ekor kerbau atau tengkorak hyena. Di suku-suku Afrika, sunat adalah tanda bagi remaja lelaki yang sudah dianggap dewasa; dan kebetulan katanya memang berguna secara fisik karena lebih "bersih". Remaja wanita diAfrikapun disunat, istilah modernnya adalah Female Genital Mutilation, walaupun manfaatnya bagi wanita kurang jelas. Pokoknya, yang penting ada suatu upacara yang dengan jelas menunjukkan pada umum bahwa anak sudah bukan anak lagi tetapi sudah menjadi dewasa dan dia dituntut untuk berlaku dewasa. Identitas Diri bisa menjadi ekstrim bila para orang dewasa yang mengelilingi kita menekankan bahwa tidak ada kompromi untuk suatu hal, dan kita berakhir dengan menjadi fanatik. Yang paling sering difanatikkan adalah faktor agama atau ethnik tertentu. Remaja fanatik tidak diijinkan melihat pilihan lain danidentitas dirinya dibanjiri oleh dominasi faktor ini. Harus kita ingat bahwa remaja baru saja meninggalkan stage ke 4 di mana mereka tidak melihat adanya relatifitas, yang ada hanya kemutlakan. Orang dewasa yang berhasil mempengaruhi anak2 pada usia rawan ini akan berhasil mendapatkan pengikut yang sangat setia dan membabi buta. Ini sangat berhubungan erat dengan tulisan mang Jeha tentang kelik. Omong2 Kelik berdasarkan agama dan etnis adalah yg paling kuat karena diumumkan pada publik lewat siering bahasa dan penampilan fisik antar anggota. Mereka yang berhasil memperoleh Identitas Diri yang sehat mencapai suatu keadaan yang dinamai Fidelity oleh erikson, yaitu suatu kelegaan karena kita mengenal siapa diri kita, tempat kita dalam masyarakat dan kontribusi macam apa yang kita bisa sumbangkan untuk masyarakat. Sebaliknya, mereka yang gagal memiliki suatu Identitas Diri akan gelisah karena tidak jelasnya identitas mereka. Orang2 ini bisa menjadi "drifter", si pengembara, atau si penolak (mereka bisa menolak untuk punya identitas, menolak definisi masyarakat tentang anggota masyarakat dll) dan mereka hidup sendiri bahkan ketika ada di tengah masyarakat. Lagi-lagi, dunia modern di mana orangtua sering bekerja larut malam, bercerai, bingung menghadapi perubahan kultur dan cara hidup global, merupakan tempat subur bagi pertumbuhan remaja gelisah. Tidak ada role model maupun upacara meninggalkan masa kanak2nya bagi remaja2 ini. Akhirnya, beberapa di antara mereka mencari identitas diri dengan bergabung dalam gang-gang dan dengan kagum melihat pemimpin gang sebagai Role Model. Untuk anggota gang, upacara yang ditentukan oleh gang menjadi upacara yang menentukan status mereka dan menciptakan identitas. Mereka bisa diminta membuktikan status setelah berhasil merokok atau meminum minuman keras, atau bahkan berhubungan badan dengan anggota lama yg berlainan sex. Kegiatan mereka menjadi merusak dan mengkacaukan masyarakat, tapi bagi mereka itu tidak apa daripada hidup tanpa suatu identitas. Inilah bahaya besar dari kaum remaja yang gagal melewati masa ini dengan sukses.Sehubungan dengan perkembangan dunia modern ini, kita bisa meramal bahwa akan makin banyak kelik dan group2 yang bermunculan. Parahnya adalah seringkali identitas kelik ini akan bertahan sampai kita tua karena citra diri dibangun berdasarkan definisi yang dibentuk oleh kelik.
http://www.geocities.com/antara_kita/erikson.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar