Senin, 15 Maret 2010

penyebab autis

Penyebab

Sampai saat ini penyebab autis masih belum dapat disimpulkan dengan pasti, karena penyebabnya masih terus ditelusuri oleh para ahli. Penyebab yang tepat juga masih dalam taraf perdebatan diantara para ahli, meskipun pernah di era 50-an sampai 60-an, dikatakan penyebabnya adalah akibat dari pengaruh perlakuan orangtua dimasa kanak-kanak, tapi pendapat ini justru membuat orangtua menyesali perbuatannya dimasa lalu. Selanjutnya beberapa teori yang terungkap mengatakan bahwa faktor genetika (keturunan) memegang peranan penting dalam proses terjadinya autistik. Misalnya, Bayi kembar satu telur akan mengalami gangguan autistik yang mirip dengan saudara kembarnya. Selain itu, juga ditemukan beberapa anak dalam satu keluarga memiliki gangguan yang sama.

Lahirnya anak autistik juga disebabkan oleh virus seperti rubella, toxo, herpes, jamur, nutrisi yang buruk, pendarahan, keracunan makanan pada masa kehamilan yang dapat menghambat pertumbuhan sel otak yang menyebabkan fungsi otak bayi yang dikandung terganggu terutama fungsi pemahaman, komunikasi dan interaksi(Depdiknas, 2002). Efek virus dan keracunan tersebut dapat berlangsung terus setelah anak lahir dan terus merusak pembentukan sel otak, sehingga anak kelihatan tidak memperoleh kemajuan dan gejala makin parah. Gangguan metabolisme, pendengaran dan penglihatan, juga diperkirakan dapat jadi penyebab lahirnya anak autistik (Depdiknas, 2002).

Widyawati (2002) mengemukakan bahwa ada berbagai macam teori tentang penyebab autisme, yaitu teori psikososial, teori biologis, dan teori imunologi. Teori biologi menjelaskan bahwa ada hubungan yang erat antara retardasi mental (75-80%)dengan gangguan autisme, perbandingan gejala autisme pada laki-laki dan perempuan 4:1, dan adanya beberapa kondisi medis dan genetik yang mempunyai hubungan dengan gangguan autisme.

Karena itu diyakini bahwa gangguan autistik merupakan suatu sindrom perilaku yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi yang mempengaruhi syaraf-syaraf otak (sistem syaraf pusat). Sampai sekarang ini belum diketahui dengan pasti dimana letak abnormalitasnya, hanya masih diduga bahwa abnormalitas atau kelainan yang dialami oleh anak autis adalah disebabkan karena ketidakfungsian batang otak dan mesolimbik, dan hasil penelitiannya yang terakhir menyimpulkan bahwa keterlibatan sebelum juga ada (Widyawati, 2002).

Faktor keturunan atau genetik juga berperan dalam perkembangan autisme. Selain itu komplikasi pranatal, perinatal, dan neonatal yang meningkat juga ditemukan pada anak autistik. Komplikasi yang sering terjadi ialah adanya pendarahan setelah trisemester pertama dan adanya kotoran janin pada cairan amnion yang merupakan tanda bahaya dari janin. Penggunaan obat-obat tertentu pada ibu yang sedang mengandung juga diduga dapat menyebabkan timbulnya gangguan autisme. Komplikasi gejala saat bersalin berupa bayi terlambat menangis, bayi mengalami gangguan pernafasan, bayi mengalami kekurangan darah, juga diduga dapat menimbulkan gejala autisme.

Selain beberapa pendapat diatas yang dipaparkan oleh para ahli ada lagi pendapat yang sudah menjadi konsensus bersama para ahli belakangan ini mengakui bahwa autisme diakibatkan terjadi kelainan fungsi luhur didaerah otak. Kelainan fungsi ini bisa disebabkan berbagai macam trauma seperti :

  • Sewaktu bayi dalam kandungan, misalnya keadaan keracunan kehamilan (toxemia gravidarum), infeksi virus rubella, virus cytomegalo, dan lain-lain.
  • Karena kondisi medis, seperti: Tuberous sclerosis, kromosom yang tidak normal termasuk lemahnya kromosom X, kelumpuhan karena luka pada otak, lemahnya kemampuan inderawi.
  • Kejadian segera setelah lahir (perinatal) seperti kekurangan oksigen (anoksia).
  • Keadaan selama kehamilan seperti pembentukan otak yang kecil, misalnya vermis otak yang lebih kecil (mikrosepali) atau terjadi pengerutan jaringan otak (tuber sklerosis).
  • Mungkin karena kelainan metabolisme seperti pada penyakit Addison, (karena infeksi Tuberkulosa, dimana terjadi bertambahnya pigment tubuh dan kemunduran mental).
  • Mungkin karena kelainan kromosom seperti pada syndrome chromosoma X yang fragil seperti diberitakan belakangan ini tinggi insidennya di Gunung kidul, Daerah Istimewa dan sindroma chromosom XYY.
  • Pada pemeriksaan CT Scanning dan pneumo encephalogram pada anak autisme, tampak : Ventrikel lateral otak tidak normal (terutama daerah temporal), dan juga terlihat pelebaran ventrikel lateral otak.
  • Pada pemeriksaan hispatologi:

Pembentukan sel-sel didaerah hipocampus terlihat tidak normal dan amygdala di kedua sisi otak.

  • Pada pemeriksaan EEG: kelainan tidak khas, mekipun kadang-kadang tampak discharge temporal.
  • Secara laboratorium: Diduga ada kaitannya dengan banyaknya pembuangan zat phenil keton melalui air seni (phenil ketonuria).
  • Jadi kelihatannya autisme disebabkan oleh gabungan dari berbagai penyebab tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar